Sabtu, 18 November 2017

Sebuah Cerita - Perjalanan Menuju Awal Yang Baru

Cerita kali ini gak ada hubungannya dengan cerita-cerita sebelumnya, dan mungkin kalian gak akan ngerti juga, karena ini hanya keegoisanku yang lelah menyimpan semua hal dari sudut pandangku. Sekeras apapun aku mencoba, aku tak mampu mengungkapkan cerita ini pada siapapun, hingga akhirnya aku memutuskan untuk menuliskannya di halaman ini, dan berharap semoga semua yang kurasakan bisa berakhir bersama dengan titik terakhir di tulisan ini.

Courtesy : google.com


Alhamdulillah, aku sangat bersukur ternyata usahaku untuk membuat marahmu hilang dan tersenyum lagi berhasil. Hari itu aku masih ingat kita menghabiskan waktu berdua dari jam setengah 3 siang hingga senja berpanas-panasan di pantai cuma untuk nunggu airnya surut. Dan sayangnya penantian kita hingga senja pun tak kunjung membuat ombak melunak dan air menyurut. Hingga setelah semuanya terlewati. Aku sadar, mungkin itu pertanda buruk bagi kita berdua :)

Kita berdua kelelahan karena terlalu lama bermain bersama ombak di tepi pantai, walaupun menurutku hanya aku yang lelah. Karena kamu hanya berdiam di punggungku dan menikmati semuanya, sedangkan aku harus menggendongmu dan berlari-lari menghindari ombak. Tak apalah pikirku, jika itu bisa membuatmu tersenyum kembali. Kita berdua akhirnya memutuskan untuk duduk, aku pikir es diantara kita sudah terpecahkan oleh momen tadi. Dan seingatku, setiap usaha yang aku coba untuk membuatmu merespon percakapanku pun tak ada yang berhasil. Hingga akhirnya setelah lama berdiam, kamu pun bersuara atas inisiatifmu sendiri.

"Kemarin kemana aja sama temenmu?"
"Hmmmm... Pertama ke beach****, Sanur, Mertasari, Gn.Payung, Campuhan, Penglipuran, Toya Devasya"
"Balangan?"
"Oiya itu lagi satu, aku lupa" *Sembari tertawa kecil
"Dasar tukang bohong"

Aku tak tahu, aku tak mengingat pernah membuat sebuah kebohongan yang sangat krusial kepadamu yang mana membuatmu pantas untuk memberikan predikat tersebut padaku, selain tentunya masalah keluar dengan sahabat-sahabatku karena kamu melarangku untuk hal itu. Saat itu, andai saja kamu tahu, seberapa hancurnya hatiku kamu mengatakan hal seperti itu, dan disana kondisimu sedang marah, jangan mencoba mengelak dengan berkata kamu hanya bercanda. Namun, aku tetap menghadapimu dengan senyuman. Setelah itu, es diantara kita mulai kembali terbentuk, dan akhirnya  aku memutuskan untuk mengajakmu pulang. Selama perjalanan, aku tak hentinya berpikir untuk menyusun kata terbaik agar bisa menyampaikan semuanya tanpa menunjukkan emosiku padamu.

*Maaf percakapan di bagian ini tak bisa saya tampilkan, terlalu berat untuk mengingatnya*

Namun, sayang sekali, semua yang telah kususun rapi akhirnya terkalahkan oleh emosiku. Ya akhirnya aku berbicara secara spontan dan meluapkan semua yang aku rasakan. Dan setelah sekian lama tak ada yang mampu melakukannya, kamu akhirnya membuat air mataku terjatuh. Bukan, aku bukanlah seorang pria yang lemah, hanya saja setelah semua yang aku perjuangkan, aku merasa kamu memang tak pernah menganggapku berarti, dan tentunya hal tersebut benar-benar mengecewakanku.

Hingga akhir perjalanan malam itu, kita tetap saja bertahan pada pendapat kita masing-masing dan tak ada yang mau mengalah untuk mendapatkan kata sepakat. Setelahnya, tak ada percakapan lagi di antara kita baik melalui chat ataupun yang lebih baik telpon untuk menyelesaikan masalah ini. Disini aku memikirkan semua yang telah aku dan kamu lewati, memang beberapa dari hal tersebut menyakitkan. Namun aku tidak bisa berbohong kalau kamu memang benar-benar berarti untukku. Tetapi, aku sadar, seseorang tak pantas untuk terus disakiti hanya karena rasa cinta, aku tak pantas untuk hal itu.

Dan seingatku, itulah malam terakhir dimana aku memanggilmu sayang :) Yahhhh... Aku tidak bisa mengatakan setelah itu hidupku lebih baik tanpamu, karena aku baru sadar setelah kehilanganmu. Selama ini, seberat apapun masalah yang aku temui dalam hidupku, senyumanmu telah membuat semuanya terasa lebih ringan. :) Namun, aku sadar, sudah tak mungkin lagi aku dan kamu menjadi kita. Hanya akan mengulang cerita lama dan kembali membuka luka. Untuk itu, aku lebih memilih menikmati rasa sakit ini. Dan jujur saja, aku tak pernah berhenti berharap kamu mendapatkan seorang lelaki yang jauh lebih baik dariku, aku tak bisa membiarkan seseorang yang sangat luar biasa dalam hidupku jatuh ke pelukan orang yang salah.

Aku harap, semua hal ini bisa membuatmu belajar, tak semua hal akan selalu berjalan sesuai keinginanmu, tak semua orang akan melakukan apa yang kamu mau, dan mulailah belajar untuk menghargai orang lain, sebelum kamu membuat sakit lelaki yang lain dengan cara yang sama seperti kamu menyakitiku.

Dan menurutku, tidak hanya kamu yang harus belajar, akupun telah banyak belajar dari segala hal yang telah kita lewati, jadi aku tak pernah mengatakan aku menyesal telah bersamamu. Dan, dari berakhirnya cerita antara kita, aku kembali mendapatkan pelajaran yang baru. A big thanks to you. :)

Oiya, jujur saja aku sudah mencoba menjatuhkan diriku ke hati yang lain. Dia wanita yang cantik, dan aku rasa dia juga wanita yang tepat untuk menggantikanmu. Dalam anganku, dia akan menjadi orang yang mampu mengeluarkanku dari lubang gelap yang telah kamu buat, sejenak hal itu berhasil. Namun sayangnya, sisanya tak berjalan seperti yang aku inginkan, dan malah menjadi lebih buruk. Ini membuatku terperangkap di antara pesona dua wanita yang tak bisa aku miliki, kamu dan dia wkwkwkwk.

Related Post:

Widget by [ Iptek-4u ]

Judul: Sebuah Cerita - Perjalanan Menuju Awal Yang Baru; Ditulis oleh anginsepoi; Rating Blog: 5 dari 5

Tidak ada komentar:

Posting Komentar