Sabtu, 27 Juni 2020

Dia Yang Akan Menemani



Hai kalian semua ! Bagaimana kabarnya ? Aku harap kalian semua sehat dan baik-baik saja ya, aamiin. Ini tolong doain balik ya hehehe. Sebenarnya aku sudah dari beberapa hari lalu dapat ide untuk membuat tulisan ini. Tapi, karena sedang dalam suasana ulang tahun, jadi aku ya malas ngapain-ngapain gitu, akhirnya postingan ini baru bisa aku tulis hari ini. Maklum efek negatif menjadi moody writer hahaha.
 Untuk yang belum membaca posting sebelumnya, bisa baca disini ya !

Tak terasa ya, aku ternyata sudah cukup lama menikmati kesendirian, kalau ingatan dan perhitunganku tidak salah, ini sudah 3 tahun berlalu tanpa aku mampu menemukan seseorang yang benar-benar bisa membuatku merasa bahwa ini akan menjadi pelabuhan yang akan lama aku singgahi atau mungkin pelabuhan terakhirku. Tetapi, dalam 2 tahun ini aku memang tidak begitu aktif menjalin hubungan dengan orang-orang yang baru seperti masa-masa sebelumnya wkwkwk. Bahkan salah seorang tanteku sampai berucap begini,
"Wildan sekarang malah nggak ada ngurusin perempuan ya? Dulu padahal bener-bener banget lo hahaha",ucapnya. Aku yang menjadi topik pembicaraan hanya bisa membalas dengan senyuman karena memang begitu adanya dan tidak bisa mengelak wkwkwk.
Selain itu, belakangan ini aku sempat terlibat percakapan dengan salah seorang kenalan lamaku mengenai pasangan, terutama tentang perempuan yang aku inginkan ada untuk menemaniku. Kurang lebih seperti ini percakapannya :

W : "Aku sendiri nggak tahu lo aku mau cewek yang kayak gimana"

T : "Masa sih? Aku tau kamu mau yang kayak gimana"

W : "Emangnya gimana? wkwkwk"

T : "Kamu mau perempuan yang bisa seimbang sama kamu"

W : *berpikir sejenak* "Hmmm... Ya bener juga sih ini wkwkwk"

Sudah selang beberapa minggu rasanya sejak percakapan itu terjadi dalam sebuah room chat Whatsapp. Dan baru saja aku berhenti berkomunikasi dengan seseorang yang sebelumnya sudah Trik coba kenalkan kepadaku, tapi ya aku tidak merasakan apapun, rasanya flat aja kayak nggak ada yang beda gitu. Akhirnya hal ini membuat aku merenungi,

"Sebenarnya perempuan seperti apa yang aku inginkan atau aku butuhkan?"

Perenungan itu membuat otak, pikiran, dan hatiku menjelma layaknya mesin waktu. Pertama, mereka membuatku melesat jauh kembali ke masa-masa aku menjadi murid SD. Aku ingat sekali bahwa di masa ini aku tidak sedikitpun memiliki ketertarikan dengan lawan jenis maupun melihat mereka secara spesial sebagai seorang perempuan. Jadi, disini aku tidak akan menemukan kenangan yang bisa membantuku.

Maka, mesin waktuku kembali menarikku menuju masa-masa selama aku menjadi siswa SMP, ya aku ingat sekali ini adalah masa dimana aku pertama kali mengenal jatuh cinta. Lucu jika diingat bahwa aku bisa menjalin hubungan dengan pacar pertamaku awalnya karena sebuah pertengkaran yang terjadi akibat salah seorang temanku yang jahil dan menyebarkan kabar bahwa aku berpacaran dengannya. Aku masih ingat saat itu dia marah sekali, yah biarpun selama pacaran juga aku tetap sering dimarahi olehnya hahaha. Meskipun begitu, hingga masa SMA aku rasa bayangannya masih menjadi saingan berat untuk perempuan-perempuan yang ingin mendapatkan hatiku.

Masa SMP adalah masa dimana aku merasakan jatuh cinta karena terbiasa, yah terbiasa berkomunikasi dengan satu sama lain, terbiasa bersama, dan terbiasa dengan hal-hal lainnya. Aku memiliki cukup banyak cerita menyenangkan dan menyedihkan terkait cinta selama masa ini. Tapi, aku tidak merasa bahwa ada yang aku bisa jadikan referensi sebagai jawaban perenunganku. Maka, mesin waktu itu kembali aktif dan melemparkanku menuju garis waktu yang ada di depan. Masa selama SMA.

Masa ini adalah masa yang akan aku akui sendiri sebagai masa menjadi seorang lelaki yang paling brengsek, yah beberapa kali aku menyakiti perasaan perempuan dengan berbagai alasan pada periode garis waktu ini. Masa ini merupakan sebuah kebalikan total dari masaku selama SMP yang mana jatuh cinta karena terbiasa. Pada garis waktu ini, aku hanya bisa jatuh cinta jika sejak pertama aku memang sudah merasa tertarik dengan perempuan tersebut, dan hal ini berlangsung sampai saat ini. Saat itu biasanya aku tertarik dengan perempuan karena parasnya dan hal fisik lainnya yang bisa dinikmati secara visual. Namun, semuanya menjadi sedikit berbeda setelah aku bertemu perempuan itu.

Ya, perempuan yang pada akhirnya sering menjadi alasan aku menerbitkan berbagai macam tulisan di blog ini. Saat itu selain menarik secara visual tentunya, aku merasa bahwa perempuan ini memiliki satu hal lain yang tak mampu aku deskripsikan, namun membuatku tertarik. Dan sialnya, hal yang tak mampu aku deskripsikan tersebut sekarang tetap menjadi standar bagi hatiku untuk jatuh. Menyebalkan memang, atau mungkin ini memang kutukan dari salah satu perempuan yang sebelumnya pernah aku sakiti, sehingga aku jadi sulit jatuh cinta, ah aku pun tidak tau. Untuk saat ini aku rasa, perempuan ini adalah satu-satunya yang bisa aku jadikan sebagai referensi, terutama karena dia menghabiskan waktu yang cukup lama untuk menemaniku.
Akhirnya mesin waktu ini mengatur kembali fokusnya hanya untuk menggali segala memori tentang perempuan itu. Aku ingat, awalnya aku belumlah sepenuhnya jatuh kepadanya. Yahhh... Bayangan seseorang di masa lalu masih menghantuiku. Bahkan aku sempat melukai perempuan ini karena bayangan tersebut. Apakah pada akhirnya dia pergi karena itu? Tidak, dia tetap bersama denganku hingga beberapa tahun lagi sejak itu. Bahkan saat itu aku merasa terbebas dari semua bayangan tentang semua masa laluku, dan akhirnya jatuh sepenuhnya kepadanya. Tapi, aku tidak bisa menampik, luka yang sebelumnya pernah aku berikan pada akhirnya tetap membekas sangat dalam untuknya, dan hal itu seringkali menjadi masalah dalam hubungan kami. Aku tidak akan membahas hal ini lebih jauh, karena aku rasa akan keluar dari konteks pembicaraan saat ini.

Terlepas dari semua masalah yang telah terlewati, jika aku melihat kembali masa-masa dengannya, mungkin aku menemukan jawabannya. Aku menyadari beberapa hal lain yang aku rasa aku butuhkan, selain seseorang yang mampu mengimbangiku. Meski pun aku menuliskannya disini, jika kebetulan ada seseorang yang mencoba mendekatiku membacanya, aku rasa tidak akan banyak berguna, karena ini bukan tentang sikap atau sifat yang bisa diubah, tapi ini adalah sesuatu yang aku sendiri juga tak mampu menjelaskannya, lebih seperti, "Karena ini kamu, bukan orang lain." Beberapa hal itu ada di bawah ini,
  • Perempuan yang mampu membuatku tersenyum tanpa alasan. Yaps, aku ingat sekali, bagaimana dengan melihatnya saja tanpa dia berbuat apa pun sudah cukup untuk membuatku tersenyum. Yang mana saat itu juga sering membuatnya salah tingkah. Aku masih mengingat bagaimana aku merasa damai dan otomatis tersenyum ketika melihat wajahnya.
  • Perempuan yang akan membiarkanku menjadi orang bodoh di hadapannya. Kalian tentunya tahu, bahwa di masa sekarang ini setiap orang selalu berlomba-lomba untuk menjadi yang terbaik, termasuk juga aku yang terseret ke dalam arus ini. Tahukah kalian bagaimana melelahkannya mempertahankan diri kalian untuk selalu terlihat luar biasa? Aku rasa aku memerlukan seseorang yang mampu membuatku beristirahat dari rutinitas tersebut dan menjadi aku yang sebenarnya.
  • Perempuan yang mampu membuatku lupa tentang betapa menyebalkannya dunia ini. Yahhh... Banyak urusan di dunia ini yang begitu menyebalkan. Terutama untuk orang-orang pemikir sepertiku. Oleh karena itu, aku memerlukan seseorang yang ketika aku bersamanya mampu membuatku merasa damai dan melupakan segala permasalahan yang aku miliki.
Berdasarkan perenunganku jika melihat pengalaman dengan perempuan ini, tiga hal itulah yang pada akhirnya berhasil aku temukan sebagai jawaban. Selain itu, sebenarnya ada lagi jika melihat dari pengalaman pertamaku dengan perempuan itu. Ketika akhirnya aku sepenuhnya jatuh kepadanya. Ya, dia menerima setiap luka yang aku berikan, dan pada akhirnya membuatku sepenuhnya terbebas dari bayangan masa laluku.

Aku merasa menjadi kelinci yang dikutuk menjadi landak. Kemudian syarat agar kutukan tersebut bisa menghilang adalah ada seorang putri yang berkenan untuk memelukku dengan begitu erat tanpa peduli akan rasa sakitnya. Tapi, hal ini rasanya terlalu menyeramkan untuk dijadikan pertimbangan, lagipula sebenarnya aku lebih ingin menggunakan kata pangeran dibandingkan kelinci, tapi aku takut dihujat hahaha.

Jika pun hal itu benar, aku rasa itu akan menyulitkanku kembali untuk kedepannya. Karena berdasarkan pengalamanku sebelumnya, aku jadi takut memberikan rasa sakit kepada perempuan. Sehingga, menjadi alasan juga aku tidak aktif lagi dalam mencoba untuk menulis cerita baru dengan perempuan yang lainnya. Tapi, bukankah aku sendiri tak akan pernah tahu apa yang akan terjadi kedepannya? Yahhh... lebih baik aku menikmati saja bayangan yang mungkin sesekali menyapa. Hingga pada akhirnya ada yang benar-benar mampu membebaskanku dengan sepenuhnya.

Kalau kalian sendiri bagaimana ? Mungkin kalian bisa tulisin di komentar di bawah ya !

Related Post:

Widget by [ Iptek-4u ]

Judul: Dia Yang Akan Menemani; Ditulis oleh anginsepoi; Rating Blog: 5 dari 5

2 komentar:

  1. lu keren. Valid. No debat. Gua salut.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hai! Terima kasih untuk komentarnya, mungkin lebih asik kalau gak jadi anon ya hahaha

      Hapus