Senin, 28 September 2020

Belajar dari Boomerang

boomerang, back, to, you, bumerang, aborigin
Source : My own modelling

  Untuk yang belum membaca posting sebelumnya, bisa baca disini ya ! 

Halo, semuanya! Gimana kabar kalian di tengah pandemi ini? Aku berharap kita semua tetap dalam keadaan baik-baik saja, ya. Aamiin. Oke, nggak terasa kalau sekarang kita hampir tiba di penghujung tahun 2020. Harus diakui, tahun ini penuh dengan struggle untuk banyak orang, entah siapa pun itu, semuanya pasti menghadapi struggle mereka masing-masing dengan tingkat yang berbeda-beda juga. Jadi, semoga kita bisa tetap saling peduli, menghargai, dan memahami satu sama lain ya!

Well, selama masa pandemi ini aku melakukan banyak hal untuk mengisi waktu menganggur di rumah, kerja freelance untuk tetap mengisi kantong sekedar buat jajan, belajar beberapa hal baru dengan pertimbangan mungkin bisa membantuku di masa depan, terus ngebaca ulang beberapa buku koleksi yang aku punya karena menghemat uang dengan tidak menambah koleksi, nonton koleksi film dan anime yang belum tersentuh karena dulu lebih sering sibuk, main-main ke pantai, dan masih banyak lagi. Yahhh... Intinya aku hanya mencoba untuk mengalihkan pikiranku dari yang namanya overthinking dan merasa, "ini hidup kok kayak nggak ada faedahnya ya?" Well, awalnya memang berat, tapi belakangan ini aku lebih terbiasa dengan mindset, 

"Nikmatin aja dulu waktu santainya, kamu nggak pernah tau kapan bisa santai lagi, kan?"

Oke, cukup sampai sini aja intermezzo tentang pandemi dan hidupku. Kali ini, aku nggak mau bercerita tentang salah satu dari hal tadi. Tapi, ini terkait dengan kebiasaanku untuk baca-baca ulang buku lamaku. Jadi beberapa minggu lalu, aku menghabiskan waktu untuk membaca buku terakhir dari trilogi yang ditulis oleh Dara Prayoga (Oka), atau mungkin kalian lebih familiar dengan nama twitternya zaman dulu itu @landakgaul. Dari zaman aku SMP mainan twitter, aku suka retweet-retweet tweet doi yang galau-galau gitu, dan sejak itu juga setiap dia ngeluarin buku aku selalu beli sampe lengkap itu trilogi wkwkwk.

Buku pertamanya berjudul "Analogi Cinta Sendiri", dari namanya kita sudah bisa menangkap kalau buku ini menceritakan gimana sih kehidupan yang pernah dia jalani sebagai seorang Secret Admirer. Kalau kita comot pake lagu ini jadi kayak lagunya Tangga yang judulnya Cinta Sendiri. Eh , tapi, beneran kan ya itu lagunya Tangga? wkwkwk. Terus, buku yang kedua judulnya "Analogi Cinta Berdua" Alhamdulillah setelah sebelumnya bertepuk sebelah tangan, sekarang cintanya bertepuk tangan *eh. Di sini, dia menceritakan gimana manis dan pahitnya berhubungan dengan seorang cewek. Dan, buku. Dan buku terakhirnya..... "Back To You," Yaps, ini buku terakhir yang mana akhirnya nyeritain gimana dia nikah sama seseorang yang sebelumnya udah pernah jadi mantannya. Tapi, tanpa dia sadari kayaknya satu cewek ini seolah-olah nggak pernah pergi gitu dari kehidupannya dia. Bahkan ini setelah dia menjalin hubungan dengan beberapa cewek sebelumnya.

Dari baca buku ini, (sekali lagi aku katakan dengan kemampuan berpikirku yang sudah lebih berkembang), aku merasa mendapat insight baru gitu. Karena, selama ini kita kayaknya selalu dijejali dengan kalimat move on dan cari yang baru, karena di luar sana masih banyak yang lainnya. Selain itu, pendapat tentang cari yang baru juga didukung sama salah satu quotes ini,

"Ngapain sih kamu balikan sama mantan? Itu sama aja kayak kamu baca buku yang sama berulang kali! Endingnya nggak bakalan berubah!"

Mungkin udah sering banget ya kalian barisan kaum-kaum patah hati dan yang suka balikan sama mantannya dinasihatin kayak gitu sama temen kalian. Atau mungkin, tanpa sengaja kalian temuin dan baca quote itu entah dari platform sosmed yang mana. Tapi, waktu baca cerita Oka ini, aku kayak mikir lagi, bener nggak sih endingnya bakal sama? Karena, aku pribadi juga termasuk golongan yang menggunakan quote ini untuk menjaga agar pikiranku tetap menang melawan hati. 

Dan, setelah baca cerita ini yang didalami dengan perenungan, bentengku kayak jadinya pelan-pelan runtuh gitu hahaha. Tenang-tenang, bukan berarti aku mau balikan sama mantan gitu ya, cuma kayak yang pernah aku tulis di beberapa postingan sebelumnya, aku itu orangnya nggak bisa falling in love for someone yang aku udah kenal dalam waktu lama gitu, aku perlu orang yang baru gitu untuk bisa jatuh cinta. Tapi, dari sini aku jadi kayak wondering gitu, 

"Gimana kalau ternyata orang yang bakalan sama aku ini udah deket gitu ya? Mungkin saudaranya temenku, atau temenku waktu sekolah dulu, cuma awalnya nggak begitu kenal, atau mungkin malah balik-balik ke mantan lagi?"

Iya, aku yang awalnya udah kokoh dengan prinsipku jadi kayak wondering tentang hal itu gitu, karena ada aja kan kemungkinan dimana ya memang dia orang yang kita kenal. Tapi, setelah beberapa lama, he/she becomes a brand new person. Dia kayak datang kembali dengan persona yang baru gitu, jadi memungkinkan bagi kita untuk fall for him/her. Karena seolah-olah dia memang menjadi orang yang baru.

Lalu, gimana tentang balikan sama mantan? Hmmm... Kalo menurut perenunganku pribadi, ini perlu special case ya. Contohnya, kamu baru putus 3 hari, terus kamu baca itu bukunya Oka, atau mungkin kamu baca tulisanku ini, lalu kamu mikir, "Hmmm.. nggak apa-apa nih balikan." Ya nggak gitu juga konsepnya, cok! Perihal mantan ini, aku balik lagi ke pembahasan di atas ya, kata kuncinya ada di kalimat "setelah beberapa lama." Karena, untuk Oka sendiri dalam ceritanya juga dia perlu bertahun-tahun sampai akhirnya dia kembali lagi dan ending ceritanya berubah. Bisa aja kan bukunya ada revisi setelah beberapa tahun, atau mungkin diremake, atau mungkin ternyata ada sekuelnya, jadi endingnya berubah. Sekali lagi, tolong diingat ya kata kuncinya wkwkwkwk.

Berdasarkan perenunganku, hal ini bisa kita ibaratkan kayak boomerang ya. Bukan! Bukan boomerang di story Instagram, cok! Tapi boomerang beneran, yang punyanya suku Aborigin di Australia. Boomerang itu kan kalau dipakai berburu, setelah sampai di puncak parabolanya (anjir jadi bahas fisika) dia bakal balik lagi ke pelemparnya. Jadi disini, kita bisa belajar bahwa nggak ada yang salah tentang kembali, nggak harus juga yang jalan lurus terus. Lebih detailnya kayak gini nih. 

Kita dan dia bisa diibaratkan kayak dua boomerang yang dilemparkan berlawanan arah. Kemudian jarak dari jauhnya boomerang yang kita lempar ini ibarat waktu yang menurut Tuhan kita butuhkan sebelum kembali lagi. Sepanjang perjalanan itu pasti kita bakal nemuin berbagai hal yang nantinya akan kita bawa kembali, semakin jauh jaraknya semakin banyak hal yang bakal kita temuin semakin banyak juga hal yang baru yang bakalan ngebentuk kita, jadi setelah kita sampai di ujung perjalanan, itu sama kayak Tuhan ngerasa kita udah siap untuk balik lagi dengan semua bekal yang kita punya. 

Akhirnya, pelan-pelan kita akan kembali ke titik awal. Ngeliat lagi segala hal yang udah pernah kita lalui, semacam refleksi diri. Setelah sampai di titik awal, kita dan dia bertemu lagi, tentunya dengan keadaan yang berbeda dan situasi yang berbeda. Dalam pertemuan ini, masing-masing dari kalian bisa memutuskan apakah akan kembali menulis cerita yang baru, atau sekedar hanya ingin mengukur perubahan yang telah terjadi pada diri kalian masing-masing? Well, you always have the right to choose! 

See you in the next posting!



Related Post:

Widget by [ Iptek-4u ]

Judul: Belajar dari Boomerang; Ditulis oleh anginsepoi; Rating Blog: 5 dari 5

Tidak ada komentar:

Posting Komentar