Rabu, 30 Juni 2021

Time Will Reveal


  Untuk yang belum membaca posting sebelumnya, bisa baca disini ya ! 



"Yahhh... Kalo Mama bersyukur aja sih anak Mama ada yang mauin." Ucap mamaku secara tiba-tiba dalam sebuah percakapan kami.

Semacam sebuah pernyataan yang gimana gitu ya buat aku yang dengerin. Malah jadi sedih gitu kan aku dengerinnya. 

Jadi... Beberapa minggu lalu aku sedang berbincang-bincang dengan Mamaku ketika makan siang. Sudah menjadi kebiasaan, aku selalu berusaha menyempatkan waktu untuk sekedar berbincang dengan keluarga dan bercerita tentang apa saja yang terjadi belakangan ini. Dan saat itu kami membahas tentang satu hal yang sebenarnya paling malas untuk aku bahas, karena membuatku kembali harus menjabarkan bagaimana perencanaanku dalam beberapa tahun kedepan ini yang direspons dengan kalimat dari Mamaku di atas. 

Sebisa mungkin aku selalu memastikan bahwa Mamaku tau aku baik-baik saja dalam segala hal. Semuanya berjalan lancar, hidupku tak memiliki masalah yang cukup berarti. Karena alasan yang aku sampaikan, mamaku cukup santai dan menerima perihal aku yang tak pernah membawa satu orang pun wanita ke rumah untuk dikenalkan kepadanya. Meskipun sebenarnya ada beberapa alasan lain yang tak mampu aku ungkapkan.

Mungkin, kalimat seperti ini sudah umum kalian dengar, perihal jangan mencintai seseorang dengan terlalu dalam, karena luka yang tertinggal nantinya akan sangat menyakitkan sebanding dengan dalamnya rasa yang tertancap dalam hati. Yaps... Aku sudah pernah merasakan luka itu. Bagaimana aku mencintai seseorang dengan begitu dalam, hingga akhirnya kisah itu berakhir dan aku bahkan tidak tau bagaimana cara untuk kembali berdiri sendiri. Saat itu aku sangat bersyukur pada tuhan karena menganugerahkan teman-teman yang selalu ada di saat kondisiku sedang sangat terpuruk. Aku tidak tau akan sesulit apa jadinya terlihat baik-baik saja tanpa orang-orang ini di sekitarku. Alhamdulillah banget dah.

Selama aku berusaha menyembuhkan diri dari luka itu, aku selalu berusaha terlihat baik-baik saja di depan keluargaku. Terutama di depan Mamaku, karena aku tak ingin ia melihat putra yang selalu menjadi kebanggaannya berada dalam keadaan sehancur itu. Bahkan, aku sempat kesulitan menahan jatuhnya air mata ketika sedang berbincang dengan Mama dan kemudian beliau mengatakan,

"Dan, semoga jalan hidupmu selalu baik-baik ya, semuanya lancar. Wildan selalu berusaha menuhin apa yang Papa sama Mama minta. Mama tau Wildan sayang banget sama dia. Tapi Wildan masih mau dengerin Papa sama Mama untuk pergi karena beberapa alasan." ucap Mama. (Sumpah pas denger Mama ngomong gini mau nangislah aku)

Bahkan sampai saat ini, hatiku masih cukup sensitif ketika mengingat momen saat Mama menyampaikan kalimat itu. Hatiku masih tetap luluh dan seolah-olah bekerja sama dengan otak dan mata untuk mencoba menjatuhkan air terjun kecil yang bisa membasahi pipi.

Cukup lama aku berusaha untuk sembuh dengan berbagai cerita dan kenangan yang mengiringinya. Hingga akhirnya, aku bisa sepenuhnya merasa terbiasa dan baik-baik saja ketika mengingat semua cerita yang telah menjadi bagian dari lembaran masa laluku. Dalam prosesnya, aku mempelajari untuk mencintai diri sendiri. Karena kalimat yang cukup populer lainnya.

"Jika kamu telah mencintai dirimu sendiri dengan baik sebelum belajar mencintai orang lain, kamu tidak akan melakukan perbuatan-perbuatan bodoh atas nama cinta."

Dengan berbekal kalimat itu, akhirnya aku belajar untuk mencintai diri sendiri sembari berusaha untuk menyembuhkan hati. Hingga akhirnya aku berhasil mencapai tujuan dari keduanya. Apakah dengan itu berarti semua berakhir dengan menyenangkan?

Ternyata seiring berjalannya waktu aku menemukan masalah yang lain wkwkwk. Yaps, kalimat di atas perihal mencintai diri sendiri sangatlah tepat. Dengan mencintai dirimu sendiri terlebih dahulu, kamu tidak akan melakukan perbuatan bodoh atas nama cinta. Aku akhirnya merasa benar-benar mencintai diriku sendiri. Dan hal itu ternyata membawa cerita aneh yang lainnya. Meskipun aku sudah mulai terbiasa dengan hidupku yang penuh keanehan.

Seiring perjalananku setelah sembuh, aku beberapa kali mencoba untuk menulis sebuah cerita yang baru. Namun, setiap aku mulai memegang pena untuk menulis, bayangan dan kenangan akan rasa sakit dan kecewa yang pernah aku lalui selalu kembali menghantui. Beberapa kali aku mencoba menimbang-nimbang apakah tulisan yang baru ini akan aku lanjutkan lebih jauh atau cukup sampai disini. Namun, aku selalu memilih untuk meletakkan kembali pena itu dan membiarkan bayangan tersebut pergi. Dengan cara itu, aku selalu merasa baik-baik saja jika ada orang yang pada akhirnya pergi dari hidupku.

Yaps, kalimat itu benar, dengan mencintai diri sendiri, kamu tidak akan melakukan perbuatan bodoh. Aku sudah mencintai diriku sendiri dan merasa tidak tega kepada diriku sendiri jika harus jatuh kembali dan mengulang masa-masa itu lagi. Hingga aku memutuskan untuk tidak menulis cerita apapun lagi.

Namun, di tengah kenyamananku sendiri, belakangan ini ada seorang perempuan yang tiba-tiba datang tanpa aku sangka sebelumnya dan menembus batas antara dunia utopiaku dengan dunia nyata. Awalnya aku membiarkan saja ia berada di sana sesuka hatinya. Tetapi, perlahan-lahan aku mulai terbiasa dengan kehadirannya. Kehadiran yang memberi sedikit warna tambahan pada hidupku yang sebelumnya aku biarkan hitam putih agar tidak mendatangkan banyak distraksi. Sebuah hal yang benar-benar berada di luar prediksiku, benteng pertahanan yang aku yakin begitu kuat aku bangun untuk menahan datangnya orang baru yang membuatku harus menggenggam pena itu lagi, pada akhirnya harus aku ikhlaskan untuk kembali ditembus oleh seorang perempuan tanpa ia harus berusaha.

Belakangan ini aku menemukan sebuah kalimat, terkadang ketika kita berhenti mencari dan mengejar suatu hal. Hal itu akan menghampiri kita dengan caranya sendiri. Selama ini aku selalu berusaha untuk mencoba menulis cerita yang baru. Hingga pada akhirnya, aku menyerah dan memilih untuk fokus dengan diriku sendiri dan orang-orang yang selalu ada untukku. Sebelum akhirnya, perempuan ini datang dan membuat beberapa hal menjadi berbeda. Sampai saat ini aku selalu bertanya-tanya. Apakah ini benar-benar waktunya untuk memulai menulis sebuah cerita yang baru lagi? Sampai saat ini aku belum menemukan jawaban yang tepat. Aku juga lebih memilih untuk menjalaninya secara perlahan. Because, if all things in time, time will reveal. :)

See you in the next posting.

Related Post:

Widget by [ Iptek-4u ]

Judul: Time Will Reveal; Ditulis oleh anginsepoi; Rating Blog: 5 dari 5

Tidak ada komentar:

Posting Komentar